Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan
terhadap manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus
mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada
perekonomian yang dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran ,
kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan
tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi
kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut.
Sudah hampir 66 tahun Indonesia merdeka. Akan tetapi kondisi perekonomian
Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan ekonomi, tingkat
kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita yang
masih rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia, kita
perlu mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa penjajahan,
orde lama, orde baru hingga masa reformasi. Dengan mempelajari sejarahnya, kita
dapat mengetahui kebijakan-kebijakan ekonomi apa saja yang sudah diambil
pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia serta dapat
memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalah ekonomi yang ada
Sejak tahun 1970 pembangunan ekonomi mengalami redefinisi.
Sejak tahun tersebut muncul pandangan baru yaitu tujuan utama dari usaha-usaha
pembangunan ekonomi tidak lagi menciptakan tingkat
pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya, melainkan penghapusan atau pengurangan
tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan, dan penyediaan
lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus berkembang (Todaro 2004:
21)
A. Teori
Klasik
Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan
ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya
pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam
Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations.
David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan
penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan
jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah
menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup
minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state).
Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles
of Political and Taxation.
B. Teori
Neoklasik
Robert
Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi
modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan
penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya,
menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber
daya yang positif.
Harrord
Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus
dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh
peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan
nasional dan kesempatan kerja
pembangunan ekonomi juga dapat dikatakan
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang berskala
besar, yakni skala sebuah Negara. Oleh karena skala yang besar tersebut, dalam
rangka melakukan evaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi masih sering
mengalami kesulitan. Ditambah lagi ukuran tingkat kesejahteraan yang tidak
sederhana karena meliputi banyak hal atau multidimensi. Untuk mengatasi hal-hal
tersebut, ahli ekonomi pembangunan menyusun dan mengidentifikasikan berbagai
indicator pembangunan.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik
serta obyektif yang hampir setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic
yang baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument yang
menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya, secara regular
mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan
dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya
indicator-indikator ini, pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya
akan sulit diketahui secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh
pemerintah ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur
untuk mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa
indicator pembangunan ekonomi adalah suatu instrument untuk mengetahui derajat
pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang meliputi beberapa aspek.
Adapun pentingnya indicator-indikator
pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Memantau perilaku
perekonomian
2. Kepentingan analisis
ekonomi
3. Dasar pengambilan
keputusan
4. Dasar perbandingan
internasional
Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator
pokok, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing Indikator Pembangunan
Ekonomi :
A. Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang
disini berupa tingkat income yang diterima oleh masyarakat. Dalam indicator
moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur
B. Indikator
Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil
dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya
dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub-
Indikator.
C. Indikator Campuran
·
Pendidikan
·
Kesehatan
·
Perumahan
·
Angkatan Kerja
·
KB dan
Fertilitas
·
Kriminalitas
·
Perjalanan
Wisata
·
Akses
Media Massa
Beberapa perbandingan indikator pembangunan ekonomi indonesia
dengan beberapa negara lainya : Jika di lihat dari tingkat PDB ( Pendapatan
domestik Bruto ) Indonesia berada pada peringkat 18 dunia. Data ini di dapatkan
dari world bank tahun 2009, namun apabila mengacu pada data world bank tahun
2010 Indonesia Indonesia menduduki peringkat ke 16 dunia, naik dua tingkat dari
peringkat tahun 2009.
Perkembangan Ekonomi di indonesia
MASA PASCA KEMERDEKAAN (1945-1950)
Pada masa awal kemerdekaan, keadaan ekonomi
Indonesia sangat buruk, yang antara lain disebabkan oleh :
– Inflasi yang sangat tinggi, hal ini
disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang
yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javashe Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Pada tanggal 6
Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan
sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu.
Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru,
yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan
teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat
harga.
– Adanya blockade
ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan
luar negeri RI.
– Kas Negara kosong
– Eksploitasi
besar-besaran di masa penjajahan
ORDE BARU (1966-1997)
Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi
prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian
inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi
kurang lebih 650 % per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA:
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA:
1.
REPELITA I (1967-1974)
Mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969.
Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan
sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana
terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan
lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1.
REPALITA II (1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5%
per tahun. Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar
untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
1.
REPALITA III (1979-1984)
Prioritas tetaap pada pembangunan ekonomi yang
dititikberatkan pada sector pertanian menuju swasembada pangan, serta
peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
1.
REPALITA IV (1984-1989)
Adalah peningkatan dari REPELITA III.
Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong
pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja.
Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan
ekonomi menurut REPELITA adalah mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan yang diikuti pertumbuhan industri bertahap.
MASA REFORMASI
Pemerintahan reformasi diawali pada tahun
1998. Peristiwa ini dipelopori oleh ribuan mahasiswa yang berdemo menuntut
presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya dikarenakan pemerintahan Bapak
Soerhato dianggap telah banyak merugikan Negara dan banyak yang melakukan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Tahun 1998 merupakan tahun terberat bagi
pembangunan ekonomi di Indonesia sebagai akibat krisis moneter di Asia yang
dampaknya sangat terasa di Indonesia. Nilai rupiah yang semula 1 US$ senilai
Rp. 2.000,- menjadi sekitar Rp. 10.000,- bahkan mencapai Rp. 12.000,- (5 kali
lipat penurunan nilai rupiah terhadap dolar). Artinya, nilai Rp. 1.000.000,-
sebelum tahun 1998 senilai dengan 500 US$ namun setelah tahun 1998 menjadi
hanya 100 US$. Hutang Negara Indonesia yang jatuh tempo saat itu dan harus dibayar
dalam bentuk dolar, membengkak menjadi lima kali lipatnya karena uang yang
dimiliki berbentuk rupiah dan harus dibayar dalam bentuk dolar Amerika.
Ditambah lagi dengan hutang swasta yang kemudian harus dibayar Negara Indonesia
sebagai syarat untuk mendapat pinjaman dari International Monetary Fund (IMF).
Tercatat hutang Indonesia membengkak menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar
adalah hutang komersial swasta). Pemerintahan reformasi dari tahun 1998 sampai
sekarang sudah mengalami beberapa pergantian presiden
KESIMPULAN
Perekonomian Indonesia sejak masa penjajahan,
pemerintahan masa orde lama hingga masa reformasi masih mengalami beberapa
gejolak. Perekonomian Indonesia masih jatuh bangun. Hal itu dapat dilihat dari
:
– Kemiskinan yang
masih ada
– Pengangguran tingkat
tinggi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah
angkatan kerja
– Maraknya para
koruptor karena hukum di negeri ini kurang tegas (Indonesia termasuk dalam
5 terbesar Negara terkorup didunia)
– Masih terjadi
kesenjangan ekonomi antara penduduk yang miskin dan yang kaya
– Masih memiliki
hutang ke luar negeri
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar