Di negara-negara Asia, convenience store lebih banyak menjual makanan jadi. Alasannya sederhana, karena populasi yang padat. Dan karena alasan tersebut, convenience store banyak ditemukan di stasiun kereta api atau bisa berdiri sebagai toko. Convenience store biasanya juga menjual surat kabar atau majalah namun dengan variasi yang lebih sedikit.
Tapi kalau di Indonesia, minimart/minimarket yang sudah banyak beredar hingga ke ujung gang (Indomaret, Alfamart, Yomart, Starmart, dll) sepertinya tidak pas apabila disebut sebagai convenience store. Beberapa alasannya antara lain; convenience store memiliki dua area di dalamnya yaitu area sales dan non-sales. Area sales digunakan untuk menampilkan segala macam produk yang dijual dari makanan hingga surat kabar sementara area non-sales yang biasanya berukuran 180m² dari total luas suatu store digunakan sebagai sitting area atau financial service (tempat penukaran atau mengirimkan uang). Selain itu, convenience store memiliki microwave atau mesin penghangat lain untuk menghangatkan makanan siap saji yang mereka jual seperti sandwich, burger, onigiri (nasi kepal), bento (nasi kotak), atau minuman panas dan dingin.
Hingga saat ini ada beberapa convenience store ternama yang terdapat di Indonesia seperti:
ampm adalah jaringan convenience store yang berada dimiliki oleh BP America Inc, anak perusahaan dari BP, perusahaan minyak dan gas dari Inggris yang diakuisisi oleh Atlantic Richfield Company (ARCO) pada tahun 2000 lalu. Di Amerika sendiri, gerai ampm biasanya terdapat di stasiun pengisi bahan bakar milik ARCO atau BP.
Pada tahun 2008, convenience store dengan nama BP Connect mengganti nama dagang mereka menjadi ampm yang membuat merk tersebut juga berada di bawah ARCO. Kemudian pada bulan Agustus di tahun yang sama, BP mengumumkan untuk menjual ritel mereka di Orlando ke Medallion Convenience store. Pergantian kepemilikan mulai diperbincangkan sejak November 2008.
Sementara itu pada tahun 2009, FamilyMart mengumumkan pengakuisisian mereka terhadap merk dagang ampm yang akhirnya merubah semua retail ampm menjadi FamilyMart khusus untuk wilayah Jepang.
Circle K adalah seorang pengusaha bernama Fred Hervey yang membeli tiga buah toko bernama Kay's Food Store di El Paso, Texas pada tahun 1951 yang kemudian merubah nama ketiga toko tersebut menjadi Circle K. Circle K akhirnya semakin besar setelah mengakuisisi banyak jaringan ritel selama beberapa dekade.
Namun, bukan berarti gerai dengan logo huruf K merah ini melaju tanpa hambatan. Circle K sempat mengalami masa sulit pada akhir tahun 1980-an karena perekonomian Amerika yang menurun dan Circle K pun sempat mengalami kebangkrutan hingga menutup dan menjual beberapa gerai mereka. Barulah pada tahun 1993, Investcorp menyelamatkan Circle K dari kebangkrutan.
Circle K akhirnya diakuisisi oleh Tosco Corporation pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2001, Phillips Petroleum membeli Tosco dan merjer dengan Conoco pada tahun 2002 untuk membentuk ConocoPhillips, hingga pada tahun 2003, Alimentation Couche-Tard membeli Circle K dan hingga kini memiliki dan mengoperasikan merk dagang Circle K.
Di Indonesia sendiri, Circle K kali pertama mendirikan gerai di Jalan Panglima Polim pada tahun 1986. Hingga saat ini, Circle K merupakan convenience store dengan gerai terbanyak di indonesia. Sekedar informasi di Hong Kong, Circle K disebut 'O.K.' sementara di Taiwan mereka menyebutnya ‘OK Mart’. Salah satu teman bahkan pernah menyebutnya ‘Red K’. :P
7-Eleven
Seperti yang telah dijelaskan di atas, 7-Eleven awalnya merupakan sebuah toko es krim di sebuah pojokan jalan yang berkembang hingga seperti sekarang. Namun siapa yang tahu kalau pada tahun 1980-an, perusahaan ini mengalami masalah keuangan yang pelik. 7-Eleven akhirnya dibeli oleh Ito-Yokado, sebuah merchandise store dari Jepang. Lalu pada awal tahun 1990-an, Ito-Yokado membentuk Seven & I Holdings Co. dan 7-Eleven menjadi anak perusahannya mulai tahun 2005.
7-Eleven sendiri mulai membuka gerai pertama di Indonesia melalui perjanjian Modern Putra Indonesia (anak perusahaan dari Modern Group, distributor FujiFilm di Indonesia) sebagai Master Franchise. Kemudian pada bulan Mei 2010, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa mereka akan mengawasi perluasan 7-Eleven karena ijin usaha mereka adalah convenience store, bukan mini market dan FYI, hukum Indonesia membatasi kepemilikan mini market yang hanya boleh dimiliki oleh perusahaan lokal.
Lawson Station
Berawal dari tahun 1939, seorang pemilik perusahaan pemerah susu sapi bernama J.J. Lawson membuka toko pertamanya di Broad Street, Ohio untuk menjual susu sapi hasil perahannya. The Lawson's Milk Company akhirnya berkembang menjadi sebuah toko waralaba yang berpusat di Ohio. Pada tahun 1959, perusahaan ini dibeli oleh Consolidated Foods yang berganti nama menjadi Sara Lee pada tahun 1985.
Pada saat yang sama, toko-toko Lawson di Amerika dijual kepada Dairy Mart dan mengganti nama gerai Lawson menjadi Dairy Mart. Kemudian pada tahun 2002, Alimentation Couche-Tard membeli aset serta nama dagang Dairy Mart dan mengganti nama toko serta nama dagang Lawson menjadi Circle K.
Sementara itu pada tahun 1974 , Consolidated membuat perjanjian dengan Daiei untuk membuka toko Lawson pertama di Jepang. Dan pada tanggal 15 April 1975, dibentuklah Daiei Lawson Co. Ltd sebagai anak perusahaan Daiei, Inc dan toko pertama Lawson dibuka di Sakurazuka, Toyonaka, Osaka Prefecture pada bulan Juni 1975.
Awalnya, Lawson adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Daiei hingga pada tahun 2001, Mitsubishi Corporation menjadi pemegang saham utama Daiei. Karena dimiliki oleh perusahaan Jepang dan berkembang pesat di Jepang, barang-barang yang dijual di Lawson pun banyak yang 'berbau' Jepang.
Lawson sendiri membuka gerai pertamanya di Indonesia pada bulan Agustus 2011 silam di daerah kemang. Merupakan gerai ekspansi kedua di luar Jeang setelah Cina, Lawson masuk ke Indonesia dengan menggandeng PT. Midi Utama Indonesia selaku pengelola jaringan ritel Alfa Midi dan Alfa Ekspress.
Sumber : http://hellofikry.blogspot.co.id/2012/02/convenient-of-convenience-store.html
0 komentar:
Posting Komentar