Stenografi

STENOGRAFI
Stenografi adalah cara menulis ringkas dan cepat ang biasanya dipakai untuk menyalin pembicaraan atau tekhnik penyembunyian data rahasia kedalam sebuah media sehingga data yang disembunyikan sulit dikenal.



penulisan STENO bukan berdasarkan kata sebenarnya tetapi berdasarkan apa yang didengar.
jkyiuk.jpg (307×442)
a. Least Significant Bit Insertion (LSB)
   
     Metoda yang digunakan untuk menyembunyikan pesan pada media digital tersebut berbeda-beda. Contohnya, pada berkas image pesan dapat disembunyikan dengan menggunakan cara menyisipkannya pada bit rendah atau bit yang paling kanan (LSB) pada data pixel yang menyusun file tersebut. Pada berkas bitmap 24 bit, setiap pixel (titik) pada gambar tersebut terdiri dari susunan tiga warna merah, hijau dan biru (RGB) yang masing-masing disusun oleh bilangan 8 bit (byte) dari 0 sampai 255 atau dengan format biner 00000000 sampai 11111111. Dengan demikian, pada setiap pixel berkas bitmap 24 bit kita dapat menyisipkan 3 bit data.
     Kekurangan dari LSB Invertion: Dapat diambil kesimpulan dari contoh 8 bit pixel, menggunakan LSB Insertion dapat secara drastis mengubah unsur pokok warna dari pixel. Ini dapat menunjukkan perbedaan yang nyata dari cover image menjadi stego image, sehingga tanda tersebut menunjukkan keadaan dari steganografi. Variasi warna kurang jelas dengan 24 bit image, bagaimanapun file tersebut sangatlah besar. Antara 8 bit dan 24 bit image mudah diserang dalam pemrosesan image, seperti cropping (kegagalan) dan compression (pemampatan). 

cara menulis STENO pun sebetulnya gampang-gampang susah yang harus dipahami hanyalah tinggi sebuah huruf dan kemiringannya seperti pada gambar diatas, lihatlah huruf "Ï"dan "Ü", keduanya memiliki panjang yang sama yaitu 2 ruang tetapi  huruf U lebih condong, itulah yang membuat kedua huruf tersebut berbeda.

Perlu diketahui juga, huruf vokal "A I U E O" ditulis dari bawah keatas, sedangkan konsonan dari atas kebawah.

Oleh karena itu, jika ada sebuah kata yang konsonan bertemu dengan konsonan, maka harus disisipkan dengan e (pepet). CONTOH : IRCHAM maka dalam penulisannya menjadi IRECEHAM
begitu juga jika vokal bertemu vokal maka harus disisipkan oleh huruf H. 

1. Sejarah Stenografi
Stenografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari 2 (dua) kata yaitu “STENOS” yang berarti singkatan atau pendek “GRAPHEIN” yang berarti tulisan. Jadi stenografi ( stenography ) berarti tulisan singkat atau tulisan pendek. Tulisan steno dibuat dan disusun sedemikian rupa pendek dan singkat sehingga mengakibatkan cepat dalam menulisnya. Stenografi menggunakan tanda-tanda khusus yang lebih singkat daripada tulisan panjangnya ( latin), dan kemudian disempurnakan dengan menambah beberapa singkatan, sehingga waktu yang digunakan untuk menulis stenogramnya lebih cepat dibanding waku untuk mengucapkan kata yang dimaksud.
Stenografi biasanya digunakan untuk menyalin atau menulis apa yang dikatakan oleh orang dengan cepat. Sehingga apa yang di dikte dapat langsung di tulis dengan cepat dan tepat.
Stenografi mempunyai 3 syarat huruf:
1.     Ukuran : 0 ruang, 1 ruang, 2 ruang (normal) dan 3 ruang.
2.     Arah penulisan : * Bawah ke atas : huruf vokal *Atas ke bawah : konsonan *Kiri ke kanan : 0 ruang ( nol ruang)
3.     Bentuk: -garis lurus, -garis lengkung, -lingkaran -bagian lingkaran

Untuk belajar menulis steno ada buku yang harus dipersiapkan, buku khusus untuk steno itu hampir mirip dengan buku untuk seni musik yang bergaris. Buku ini agak sulit dicari ditoko – toko buku. Namun, jika kita sudah paham bentuk huruf steno kita bisa menggunakan buku tulis biasa. Berikut bentuk huruf steno sesuai abjad :





2.  Sistem Karundeng (Indonesia)
Berdasarkan Surat Keputusan No.51/1968, tanggal 1 Januari 1968 telah ditetapkan Sistem Karundeng sebagai sistem stenografi standard yang berlaku pada lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan departemen pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu stenografi sistem Karundeng merupakan system nasional. Karena penciptanya adalah putra Indonesia yang sudah berpengalaman dalam bermacam-macam sistem stenografi, maka ciptaannya berorientasi pada sifat-sifat dan spesifikasi kata-kata bahasa Indonesia.
4.     Metode Dalam Menulis Stenografi
Metode yang digunakan dalam menulis Stenografi, yaitu :


     Keuntungan dari LSB Insertion : Keuntungan yang paling besar dari algoritma LSB ini adalah cepat dan mudah. Dan juga algoritma tersebut memiliki software steganografi yang mendukung dengan bekerja di antara unsur pokok warna LSB melalui manipulasi pallete (lukisan). 

b. Algorithma and Transformation 
     Algoritma compression adalah metode steganografi dengan menyembunyikan data dalam fungsi matematika. Dua fungsi tersebut adalah Discrete Cosine Transformation (DCT) dan Wavelet Transformation. Fungsi DCT dan Wavelet yaitu mentransformasi data dari satu tempat (domain) ke tempat (domain) yang lain. Fungsi DCT yaitu mentransformasi data dari tempat spatial (spatial domain) ke tempat frekuensi (frequency domain).

c. Redundant Pattern Encoding 
     Redundant Pattern Encoding adalah menggambar pesan kecil pada kebanyakan gambar. Keuntungan dari metode ini adalah dapat bertahan dari cropping (kegagalan). Kerugiannya yaitu tidak dapat menggambar pesan yang lebih besar.

d. Spread Spectrum method 
     Spread Spectrum steganografi terpencar-pencar sebagai pesan yang diacak (encrypted) melalui gambar (tidak seperti dalam LSB). Untuk membaca suatu pesan, penerima memerlukan algoritma yaitu crypto-key dan stego-key. Metode ini juga masih mudah diserang yaitu penghancuran atau pengrusakan dari kompresi dan proses image (gambar).

Sumber : http://onlytria.blogspot.co.id/2013/02/metode-metode-steganography.html

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top