Inflasi
di Indonesia
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali
bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian
besar dari harga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Dalam praktek,
inflasi dapat diamati dengan mengamati gerak dari indek harga. Tetapi di sini
harus diperhitungkan ada tidaknya suppressed inflation (inflasi yang ditutupi).
2. Jenis Inflasi
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4
kategori utama, Putong (2002: 260), yaitu :
- Inflasi merayap/rendah
(creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10%
pertahun.
- Inflasi menengah (galloping
inflation) besarnya antara 10-30% pertahun.
- Inflasi berat (high inflation),
yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% pertahun.
- Inflasi sangat tinggi (hyper
inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastis
hingga mencapai 4 digit (di atas 100%)
Berdasarkan sebabnya inflasi dibagi menjadi
2, Putong (2002: 260), yaitu:
- Demand Pull Inflation. Inflasi
ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak,
di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full
employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila
permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik.
- Cost Push Inflation. Inflasi
ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya
biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai
kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga
bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang
kuat dan sebagainya).
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi 2,
Putong (2002: 260), yaitu:
- Inflasi yang berasal dari dalam
negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam
pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
- Inflasi yang berasal dari luar
negeri, karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara
mengalami inflasi yang tinggi, harga-harga barang dan
- juga ongkos produksi relatif
mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut
maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
3.
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi
3.1.Jumlah uang beredar
3.2.Defisit
Anggaran Belanja Pemerintah
4. Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :
4.1.Demand
Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang
melebihi kenaikan penawaran agregat
4.2.Supply
Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang
melebihi permintaan agregat
4.3.Demand
Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara
kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran
agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi
4.4.Supressed
Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu
waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin
tidak relevan dalam kenyataan.
5. Efek Yang Ditimbulkan Dari Inflasi
5.1.
Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan
sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang di untungkan
dengan adanya Inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan
dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan
tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan menderita
kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni
Rp.50.000,00.
5.2.
Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah
pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui
kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong
terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga
mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
5.3.
Efek terhadap Output (Output Effect)
Dalam menganalisa kedua
efek diatas (Equity dan Efficiency Effect) digunakan suatu anggapan bahwa
output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap
distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
5.4.Inflasi
dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi
tingkatnya tidak akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus
naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik
modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara
lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap setiap tanah, rumah
dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi
yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan tingkat
kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan
terwujud.
5.5.Inflasi
dan Kemakmuran masyarakat.
Disamping menimbulkan efek
buruk di atas kegiatan ekonomi Negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek
berikut kepada individu masyarakat :
5.5.a. Inflasi akan
menimbulkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
5.5.b. Inflasi akan
mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
5.5.c. Memperburuk
pembagian kekayaan.
6. Cara Mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi terjadinya
Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku
bunga
2. Penjualan surat berharga
3. Peningkatan cadangan Kas
4. Pengetatan pemberian
kredit
Dalam pemulihan makro
ekonomi, tim ekonomi pemerintah harus mampu menciptakan kestabilan makro
ekonomi, dengan menekan inflation rate menjadi single digit, sekitar 8%. Makro
ekonomi yang menyangkut tiga komponen yaitu interest rate, inflation rate dan
exchange rate, yang semuanya saling tergantung dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Di sisi lain, dengan diturunkannya BI rate, hal tersebut berpengaruh
pada turunnya suku bunga perbankan dan akan mendorong investor menanamkan
investasi lebih banyak. Aktivitas perekonomian terus berputar. Dengan demikian
akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar secara bertahap,
sehingga pendapatan masyarakat akan ikut naik. Dalam rangka menungkatkan iklim
investasi secara nasional guna menanggulangi dan meningkatkan di sektor riil.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar